CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Assalamu'alaikum

Welcome Myspace Comments

Music is my life ...

Hello! Myspace Comments

Tuesday, March 27, 2012

Bakat, Minat dan Intelegensi


Sering kali bakat dan minat dianggap sama oleh orang pada umumnya. Namun, sesungguhnya kedua hal ini sangat berbeda. Karena apa? Yaitu karena BAKAT merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir. Bisa diturunkan oleh orangtua namun bisa juga tidak. Sedangkan MINAT merupakan keinginan seseorang untuk mempelajari sesuatu yang dianggapnya menarik dan ia sukai.

Persamaan diantara bakat dan minat ini yaitu perlu adanya pengembangan melalui belajar agar kemampuan dan keinginan yang ada dapat menjadi sesuatu yang nyata. Jadi tidak hanya sebatas kemampuan dan keinginan saja. Melainkan adanya kemajuan atau bentuk nyata dari apa yang dimiliki dan apa yang diminati. Jika hal tersebut diasah, maka akan menjadi sesuatu yang bermanfaat sekali untuk diri sendiri maupun lingkungan. Namun, apabila tidak diasah, maka hanya menjadi bakat dan minat yang terpendam. Tidak akan membuahkan hasil yang lebih dari hanya sekedar kemampuan dan keinginan saja. 

Yang perlu kita ketahui, bakat juga harus disertai dengan minat. Kenapa begitu? Karena adapun bakat yang luar biasa yang kita miliki namun minat kita sangat minim terhadap hal tersebut, maka untuk pengembangannya akan menjadi sulit. Sesungguhnya, seseorang itu menyukai hal-hal yang dianggapnya menarik untuknya dan ia akan sangat menikmati untuk lebih mewujudkan apa yang ia sukai itu. Contohnya, Cita sangat suka menulis. Ia mempunyai bakat dan minatnya besar kearah menulis tersebut. Ia berlatih dan mencari pengetahuan bagaimana cara menulis yang baik dan benar. Terbukti dari beberapa cerpen dan puisi yang dibuatnya sangat menarik untuk dibaca. Namun Cita mempunyai adik yang sama sepertinya, yaitu suka menulis. Tetapi hanya sekedar suka. Minat adiknya Cita untuk lebih mengembangkan kemampuan menulisnya tidak terlalu besar. Dan adiknya Cita lebih suka untuk mengembangkan minat yang ia sukai seperti berolahraga.

Ini merupakan contoh, dimana bakat yang kita miliki apabila tidak besar minat kita kearah tersebut maka tidak perlu untuk dipaksakan. Karena sesuatu yang dipaksakan, hasilnya tidak akan baik. Ini sangat berlaku untuk bakat dan minat. Contoh ini juga menunjukkan bahwa bakat dan minat seseorang itu berbeda dengan orang yang lainnya. Meskipun Cita dan Adiknya ini saudara kandung, namun mereka memiliki minat yang berbeda meskipun ada bakat yang mereka bawa sejak lahir. Bisa jadi bakat ini diturunkan oleh orangtuanya.

Sekarang kita beralih ke INTELEGENSI. Apakah hasil intelegensi dapat mengukur bakat? Saya pikir iya. Karena semakin tinggi intelegensi seseorang, semakin besar bakat yang dimilikinya. Karena pola berpikir seseorang yang memiliki intelegensi yang lebih tinggi akan lebih baik daripada orang yang tingkat intelegensinya rendah atau rata-rata. Ia dapat memanfaatkan kemampuan yang ia miliki untuk menjadi sesuatu yang lebih berarti. Sedangkan apakah hasil intelegensi dapat mengukur minat? Saya pikir tidak terlalu. Karena minat datang dari apa yang kita sukai dan apa yang kita sukai tidak harus mengikuti tingkat intelegensi kita. Bisa saja seseorang yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi tetapi minatnya terhadap sesuatu yang besar tidak terlalu besar. bahkan mungkin sebaliknya. Seseorang dengan tingkat intelegensi yang rata-rata atau rendah mempunyai minat yang besar terhadap sesuatu yang besar. Tergantung dari setiap individu untuk mengukur seberapa besar atau kecil minat terhadap sesuatu. Untuk mengukur bakat dan minat, kita dapat mengikuti tes bakat minat seperti RMIB. Dan untuk mengukur seberapa tinggi atau rendahnya intelegensi, kita dapat mengikuti tes intelegensi seperti IST.

Semoga tulisan yang singkat ini bermanfaat yaaaa, terimakasih..



Sumber Referensi :
-          Lucy. (2009). Mendidik Sesuai Dengan Minat & Bakat Anak (painting your children’s future).
            Jakarta: Tangga Pustaka
-          Mulyatiningsih Rudy, Pancariatno Sunu, Yohanes Kuswadi, Rohayati Menik. (2004).
            Bimbingan Pribadi-Sosial, Belajar, dan Karier. Jakarta: Grasindo
-          Catatan Psikologi Pendidikan dosen Ibu Maria

2 comments:

Anonymous said...

hmm..tulisannya sudah bagus..cukup tajam..
ulasan tentang Intelegensinya kurang banyak..kalau ditambahn pembahasannya boleh gak??hehe..
biar saya (orang awam) lebih paham..TRIM'S

Khairunnisa said...

hm.. boleh-boleh. ini masukkan yg bagus. nanti saya cari lagi ya pembahasan mengenai hal yang terkait :)

Sekian.. ^^ Please leave your comment..

Bye Myspace Comments