CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Assalamu'alaikum

Welcome Myspace Comments

Music is my life ...

Hello! Myspace Comments

Wednesday, October 9, 2013

Arsitektur Komputer dan Struktur Kognitif Manusia


Arsitektur Komputer dan Struktur Kognitif Manusia

     A.   Pengertian Arsitektur Komputer

Dalam bidang teknik computer, arsitektur komputer adalah konsep perencanaan dan struktur pengoperasian dasar dari suatu sistem computer. Arsitektur komputer ini merupakan rencana cetak-biru dan deskripsi fungsional dari kebutuhan bagian perangkat keras yang didesain (kecepatan proses dan sistem interkoneksinya). Dalam hal ini, implementasi perencanaan dari masing–masing bagian akan lebih difokuskan terutama, mengenai bagaimana CPU akan bekerja, dan mengenai cara pengaksesan data dan alamat dari dan ke memori cache, RAM, ROM, cakram, keras, dll). Beberapa contoh dari arsitektur komputer ini adalah arsitekrut von Neumann, CISC, RISC, blue, gene, dll. Arsitektur komputer juga dapat didefinisikan dan dikategorikan sebagai ilmu dan sekaligus seni mengenai cara interkoneksi komponen-komponen perangkat keras untuk dapat menciptakan sebuah komputer yang memenuhi kebutuhan fungsional, kinerja, dan target biayanya. Arsitektur computer mempelajari atribut-atribut sistem computer yang terkait dengan seorang programmer. contoh: set instruksi, aritmetilka yang digunakan, teknik pengalamatan, mekanisme I/0.

Perubahan definisi arsitektur komputer:
-          Pada tahun 1950-1960, Arsitektur computer adalah suatu computer aritmatik.
-          Pada tahun 1970-pertengahan1980, Arsitektur computer adalah suatu desain instruksi untuk suatu compiler.
-          Pada tahun 1990, Arsitektur computer adalah suatu bentuk desain CPU, sistem memori, sistem I/O, multi prosesor dan network computer.
-          Pada tahun 2010, Arsitektur computer adalah suatu sistem yang dapat beradaptasi sendiri, struktur yang dapat mengorganisasikan sendiri, sistem DNA.   


    B.    Struktur Kognisi Manusia

Piaget berpendapat bahwa perkembangan manusia dapat di gambarkan dalam konsep fungsi dan struktur. Fungsi merupakan mekanisme biologis bawaan yang sama bagi setiap orang atau kecenderungan-kecenderungan biologis untuk mengorganisasi pengetahuan kedalam struktur kognisi, dan untuk beradaptasi kepada berbagai tantangan lingkungan. Tujuan dari fugsi-fungsi itu adalah menyusun struktur kognitif internal. Sementara struktur merupakan intereasi (saling berkaitan) sistem pengetahuan yang mendasari dan membimbing tingkah laku inteligen. Struktur kognitif diistilahkan dengan konsep skema, yakitu seperangkat keterampilan, pola-pola kegiatan yang fleksibel yang denganya manusia memahami lingkungan.
Ausubel merupakan seorang tokoh yang mengemukakan bahwa struktur kognitif dapat disebut sebagai pengetahuan. Struktur kognitif seseorang tidak lain adalah organisasi pengetahuan faktual yang diperoleh dari lingkungan. Struktur kognitif terbentuk dari informasi lingkungan sebagai suatu stimulus dari lingkungan yang selalu berubah, maka struktur kognitif atau pengetahuan pun akan terus berkembang.

       C.      Kaitan Antara Struktur Kognisi Manusia dan Arsitektur Komputer


Ada bagian pokok arsitektur komputer, yang pertama adalah Instructure Set Architecture, yaitu spesifikasi yang  menentukan bagaimana programmer bahasa mesin berinteraksi dengan komputer. Yang kedua adalah Hardware System Architacture, yaitu meliputi sub sistem hardware dasar yaitu CPU, memori dan I/O sistem. Sedangkan bagian kognisi manusia adalah otak. Tanpa otak, tidak adanya kognisi manusia dan manusia tidak dapat berpikir.
Kognisi manusia yang merupakan anugerah dari yang maha  kuasa dan tak terhingga nilainya. Kognisi manusia dapat membantu manusia didalam proses berpikir. Secara singkat perbedaan mendasar antara kognisi manusia dan komputer adalah komputer tidak dapat berfungsi secara manual melainkan adanya user yang menjalankannya, dan adapun programmer yang memprogram setiap yang berjalan didalam computer. Adapun komputer yang bersifat mandiri tentu sudah diprogramkan terlebih dahulu agar bisa berfungsi sendiri. Sedangkan kognisi manusia pada dasarnya berjalan secara otomatis. Manusia hanya perlu berpikir agar kognisinya dapat berjalan. Kognisi manusia tidak memerlukan user lain untuk menjalankannya. User kognisi manusia adalah manusia itu sendiri.  Maka bisa dikatakan secanggih apapun suatu sistem pada komputer tidak akan berguna apabila digunakan oleh user yang tidak berkompeten.
Kognitif merupakan aspek-aspek struktur intelek yang digunakan untuk mengetahui sesuatu. Struktur kognitif meliputi sistem, skema, adaptasi, asimilasi dan akomodasi, dalam teori-teori kognisi mengandung struktur pengetahuan atau struktur kognisi yang terbangun sepanjang hidup seseorang, sebagai hasil dari pengalamannya dan kontak-kontak sosialnya. Pandangan kognitif dalam bidang informasi dianggap berbeda dari pandangan kognitif tentang kerja otak manusia. Dalam konteks informasi, pandangan kognitif menekankan pada pengembangan model pemrosesan informasi dalam kerja otak dan kesadaran manusia.
Kaitannya struktur kognisi manusia dan arsitektur computer adalah sama-sama dapat memproses informasi yang masuk kedalam sistem. Apabila arsitektur computer sedang mengalami kerusakan, atau ada elemen-elemen tertentu yang rusak akan membuat terhambat atau tidak masuknya informasi kedalam computer. Begitu juga kognisi manusia, apabiloa manusia sedang mengalami stress atau hal-hal yang berupa gangguan didalam otak, maka informasi yang masuk kedalam kognisi manusia akan terhambat atau tidak berjalan dengan sempurna dan kemungkinan informasi tersebut tidak dapat diproses oleh struktur kognisi manusia.


   D.  Kelebihan dan Kelemahan Arsitektur Komputer dibandingkan Struktur Kognisi Manusia



Arsitektur komputer yang mungkin terlihat canggih dimata manusia karena dapat memproses apapun yang masuk kedalam sistemnya, ataupun sistem operasinya yang sudah canggih, dan dapat membantu manusia dalam melakukan sesuatu yang berbentuk data, pastinya arsitektur computer memiliki kekurangan disamping kelebihannya yang lain. Begitu juga struktur kognisi manusia. Struktur kognisi manusia yang sudah sempurna yang diberikan oleh sang pencipta, ada memiliki kekurangan melainkan bukan dari strukturnya tetapi dari bekerja otak. Otak yang akan bekerja dengan cepat dan baik setiap stimulus atau informasi yang masuk kedalam panca inderanya, akan langsung diproses dan nantinya akan berguna bagi manusia. Tetapi apabila manusia sedang mengalami gangguan-gangguan psikologis yang membuat manusia tidak berjalan dengan baik kerja otaknya, seperti stress, maka setiap informasi yang masuk tidak sepenuhnya dapat masuk kedalam kognisinya manusia. Struktur kognisi manusia harus dijaga dengan sebaik-baiknya. Apabila struktur manusia mengalami kerusakan, akan sulit untuk membuatnya baik seperti sebelum rusak. Dan apabila terjadi gangguan didalam struktur kognisi, akan membahayakan manusia. Karena sistem atau saraf yang ada didalam otak saling berhubungan satu sama lain seperti halnya arsitektur computer. Namun, apabila arsitektur computer mengalami kerusakan akan sangat bisa diperbaiki dan dibuat baik seperti sebelumnya. Karena arsitektur computer adalah buatan manusia yang didalamnya juga ada hubungannya dengan kognisi manusia yang bekerja untuk menciptakan computer. Dan untuk memperbaiki arsitektur computerpun, tidak semahal dan sebesar pengeluaran yang akan dikeluarkan untuk memperbaiki struktur kognisi manusia. Untuk menggunakan komputerpun, membutuhkan daya listrik agar dapat hidup dan bekerja. Namun struktur kognisi manusia tidak membutuhkan daya listrik agar dapat hidup. Struktur kognisi manusia akan hidup apabila manusia itu sendiri hidup dan memperkerjakannya untuk berpikir. Sama hal nya seperti jika kognisi manusia tidak diasah atau dipergunakan atau tidak dibawa untuk berpikir, maka kognisi manusia akan menjadi lambat. Tidak banyaknya informasi yang masuk kedalamya. Dan kognisi manusia tidak bisa memberikan nformasi yang dibutuhkan untuk dikeluarkan yang akan menjadi bermanfaat bagi manusia. Jadi, kognisi manusia juga harus dipergunakan dan diasah, diberi informasi-informasi atau pengertahuan-pengetahuan yang baru yang nantinya akan berguna bagi manusia.

Contoh kasus :

       Bagaimana seorang mahasiswa yang mendapatkan pengetahuan dan informasi baru pada saat menghadiri dan mengikuti perkuliahan didalam kelas.

Analisis Kasus :

      Apabila stimulus yang masuk pada mahasiswa yang mengikuti perkuliahn tersebut diproses dan dipersepsikan didalam otak, maka informasi tersebut akan masuk kedalam memori. Memori manusia ada dua. Memori jangka pendek dan memori jangka panjang. Informasi yang masuk tadi, apabila diulangi dan terus diulangi oleh mahasiswa, kemungkinan besar akan masuk kedalam memori jangka panjang. Tetapi apabila tidak diasah, maka hanya akan bertahan sebentar dan masuk kedalam memori jangka pendek. Sangat unik kerjanya kognisi manusia. Berbeda dengan arsitektur computer yang setiap informasi masuk kedalam sistem, hanya ada dua kemungkinan informasi tersebut akan bertahan lama didalamnya. Yaitu, informasi tersebut disimpan dengan baik didalam computer itu sendiri, atau dipindahkan kedalam perangkat ekternal yang dapat menyimpan informasi tersebut. Dan apabila user tidak menginginkan informasi tersebut, maka user dapat membuangnya atau menghapusnya dari sistem computer. Dengan seketika akan terhapus meskipun informasi tersebut masih ada didalam suatu tempat dimana tempat tersebut berisi dengan informasi-informasi yang dihapus, namun tetap saja user masih dapat membuangnya atau menghapusnya. Berbeda dengan kognisi manusia yang membutuhkan waktu lama untuk menghapus suatu informasi yang sudah masuk kedalam otaknya apalagi informasi tersebut telah dipersepsikannya menjadi sesuatu yang berguna. Namun ada kalanya informasi yang masuk kedalam kognisi manusia hanya sesaat bahkan tidak kurang dari satu detik apabila manusia tidak mempersepsikan informasi tersebut dan tidak memprosesnya kedalam struktur kognisinya.


                                                                    
Sumber :
Leoneal. (2012). Analisa Perbedaan Struktur Kognisi Manusia dan Arsitektur Komputer. http://leon.blogdetik.com/2012/11/14/analisa-perbedaan-struktur-kognitif-manusia-dan-arsitektur-komputer/. Diakses pada tanggal 08 Oktober 2013.

Sistem Informasi Psikologi


Sistem Informasi Psikologi
          
         A.   Pengertian Informasi
Kata informasi berasal dari kata Perancis kuno  yaitu informacion (tahun 1387) yang diambil dari bahasa latin informationem yang berarti “garis besar, konsep, ide”. Informasi merupakan kata benda dari informare yang berarti aktivitas dalam “pengetahuan yang dikomunikasikan”. Informasi adalah bahan yang dihasilkan dari pengolahan data. Informasi merupakan data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat. Jadi ada suatu proses transformasi data menjadi suatu informasi. Adanya input - proses - output. Informasi bisa di katakan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi.

Dalam beberapa hal pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa tertentu atau situasi yang telah dikumpulkan atau diterima melalui proses komunikasi, pengumpulan intelejen, ataupun didapatkan dari berita juga dinamakan informasi. Namun, Secara umum informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian yang nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Informasi merupakan data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.

Informasi yang merupakan suatu pengetahuan dapat berinteraksi dengan suatu sistem. Informasi dibutuhkan karena dapat mendukung kerja atau berjalannya suatu sistem untuk mencapai tujuan. Sistem informasi adalah sekolompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Secara sederhana, suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu.

Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu : tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan. Informasi berperan didalam masukan, proses dan keluaran dari elemen  terbentuknya suatu sistem.  Didalam masukan terbentuknya sistem, segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan). Sedangkan didalam proses terbentuknya sistem, proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan pasien. Dan didalam keluaran terbentuknya sistem, keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.


         B.    Pengertian Sistem Informasi Psikologi
Pengertian sistem informasi menurut John F. Nash (1995) yang diterjemahkan oleh La Midjan dan Azhar Susanto adalah kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting, proses atas transaksi-transaksi tertentu dan rutin, membantu manajemen dan pemakai intern dan ekstern dan menyediakan dasar pengambilan keputusan yang tepat. Sistem Informasi juga merupakan suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah, mengolah dan mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan menggunakan sistem informasi atau peralatan sistem lainnya. Sedangkan pengertian psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia.

Jadi, Sistem Informasi Psikologi adalah suatu kumpulan yang berupa informasi mengenai perilaku manusia dimana informasi tersebut dapat membantu penerima informasi dalam mengambil keputusan yang digunakan didalam bidang psikologi, seperti penelitian yang didalamnya ada observasi dan wawancara yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

Contoh Kasus :

Didalam suatu pengrekrutan karyawan, sebuah perusahaan tentunya membutuhkan informasi-informasi tertentu mengenai karyawan yang akan bekerja didalam perusahaan tersebut. Suatu perusahaan pasti menginginkan karyawan yang akan bekerja dengannya mempunyai kemampuan yang sesuai dengan perusahaan harapkan ataupun kepribadian yang baik.

Analisis Kasus:

Banyak cara untuk membantu perusahaan untuk mendapatkan informasi mengenai karyawaan yang akan direkrutnya. Ada observasi dan wawancara. Pada saat interviewer mewawancara pelamar kerja, tidak hanya pertanyaan-pertanyaan saja yang diajukan oleh interviewer. Interviewer juga melakukan observasi. Data dari interview dan observasi tersebut dapat dijadikan acuan dalam mempertimbangkan pelamar kerja. Selain wawancara dan observasi,  perusahaan dapat menggunakan psikotest (tes psikologi). Dengan menggunakan psikotest, suatu perusahaan bisa mendapatkan informasi yang diinginkan mengenai karyawan yang akan bekerja dengannya dan perusahaanpun dapat mengambil keputusan yang tepat dan bijak didalam memilih karyawan.


Sumber :
Amsyah Zulkifli. (2005). Manajemen sistem informasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka    Utama
Anonim. (2012). Sistem Informasi. http://blog.unitomo.ac.id/dwicah/files/2012/05/Konsep-SI.pdf. Diakses pada tanggal 07 Oktober 2013.
Iskandar Ridwan S. (2009). Pengertian sistem informasi. http://ridwaniskandar.files.wordpress.com/2009/05/52-pengertian-sistem-informasi.pdf. Diakses pada tanggal 07 Oktober 2013
Magaline Ferdinand, dkk. Sistem informasi. http://apr1l-si.comuf.com/SI.pdf. Diakses pada tanggal 07 Oktober 2013.

Friday, March 15, 2013

PSIKOTERAPI


Pengertian Psikoterapi
      Psikoterapi yang lahir pada pertengahan dan akhir abad yang lalu, dilihat secara etimologis mempunyai arti sederhana, yakni “psyche” yang artinya jelas, yaitu “mind” atau sedrhananya: jiwa dan “therapy” dari Bahasa Yunani yang berarti “merawat” atau “mengasuh”, sehingga psikoterapi dalam arti sempitnya adalah perawatan terhadapa aspek kejiwaan seseorang.
Menurut Corsini (1989) psikoterapi sulit dirumuskan secara tepat. Psikoterapi adalah proses formal dari interaksi antara dua pihak, setiap pihak biasanya terdiri dari satu orang, tetapi ada kemungkinan terdiri dari dua orang atau lebih pada setiap pihak, dengan tujuan memperbaiki keadaan yang tidak menyenangkan (distress) pada salah satu dari kedua pihak Karen ketidakmampuan atau malafungsi pada salah satu dari bidang-bidang berikut: fungsi kognitif ((kelainan pada fungsi berfikir), fungsi afektif (penderitaan atau kehidupan emosi yang tidak menyenangkan), dan fungsi perilaku (ketidaktepatan perilaku); dengan terapis yang memiliki teori tentang asal usul kepribadian, perkembangan, mempertahankan dan mengubah bersama-sama dengan beberapa metode perawatan yang mempunyai dasar teori dan profesinya diakui resmi untuk bertindak sebagai terapis.
Menurut Wolberg (1977), “Psychotherapy is a treatment by psychological means, of problems of an emotional nature in which a trained person deliberately established a professional relationship with the patient with the object of (1) removing, modifying or retarding existing symtomps, (2) mediating disturbed patterns of behavior, and (3) promoting positive personality growth and development”. Psikoterapi adalah perawatan dengan menggunakan alat-alat psikologis terhadap permasalahan yang berasal dari kehidupan emosional dimana seorang ahli menciptakan hubungan profesional dengan pasiennya yang bertujuan (1) menghilangkan, mengubah atau menemukan gejala yang ada (2) memperantai (perbaikan) pola tingkah laku yang rusak (3) meningkatkan pola pertumbuhan serta perkembangan kepribadian dan yang positif.

Tujuan Psikoterapi
Tujuan Psikoterapi menurut Corey (1991) adalah sebagai berikut:
a)    Tujuan Psikoterapi dengan Pendekatan Psikoanalisis
Membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik-konflik yang ditekan melalui pemahaman intelektual.
b)   Tujuan Psikoterapi dengan Pendekatan Terpusat pada Pribadi
Memberikan suasana aman dan bebas agar klien dapat mengesplorasi diri dengan nyaman, sehingga ia bisa mengenali hal-hal yang mencegah pertumbuhannya dan bisa mengalami aspek-aspek pada dirinya yang sebelumnya ditolak atau terhambat. Untuk memungkinkannya berkembang kearah keterbukaan, memperkuat kepercayaan diri, kemauan melakukan sesuatu, dan meningkatkan spontanitas dan kesegaran dalam hidupnya.
c)    Tujuan Psikoterapi dengan Pendekatan Eksistensialistik
Membantu seseorang mengetahui bahwa ia memiliki kebebasan dan menyadari akan kemungkinan-kemungkinan yang dimiliki. untuk merangsang mereka mengenali bahwa mereka bertanggung jawab terhadap kejadian-kejadian yang mereka pikir terjadi pada mereka sebelumnya dan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat kebebasan.
d)   Tujuan Psikoterapi dengan Pendekatan Behavioristik
Menghilangkan perilaku yang maladaptive dan lebih banyak mempelajari perilaku yang efektif. Memusatkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dan mencari apa yang dapat dilakukan terhadap perilaku yang menjadi masalah. Klien berperan aktif dalam menyusun tujuan terapi dan menilai bagaimana tujuan-tujuan ini bisa tercapai.
e)    Tujuan Psikoterapi dengan Pendekatan Kognitif-Behavioristik dan Rasional-Emotif
Menghilangan cara memandang dalam kehidupan klien yang menyalahkan diri sendiri dan membantunya memperoleh pandangan dalam hidup secara lebih rasional dan toleran. Untuk membantu klien mempergunakan metode yang lebih ilmiah dalam memecahkan masalah emosi dan perilaku dalam kehidupan selanjutnya.
f)    Tujuan Psikoterapi dengan Metode dan Teknik Gestalt
Membantu klien memperoleh pemahaman mengenai saat-saat dari pengalamannya. Untuk merangsangnya menerima tanggung jawab dari dorongan yang ada di dunia dalamnya yang bertentangan dengan ketergantungannya terhadap dorongan-dorongan dari dunia luar.
g)   Tujuan Psikoterapi dengan Pendekatan Realitas
Membantu seseorang agar lebih efektif dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Merangsang untuk menilai apa yang sedang dilakukan dan memeriksa seberapa jauh tindakan-tindakannya berhasil.

Unsur-Unsur Psikoterapi
1.      Klien adalah orang yang akan disembuhkan atau diobati.
2.      Psikoterapis adalah orang yang melakukan psikoterapi.
3.  Proses Psikoterapi adalah pelaksanaan terapi dimana terjadinya interaksi antara Psikoterapis dengan Klien.

Perbedaan Psikoterapi dan Konseling
Dalam perkembangan mutakhir, semakin sukar ditemukannya pokok-pokok perbedaan konseling dan psikoterapi. Namun dapat dicari dengan menyorotinya dari beberapa segi relevan sebai berikut:
1.  Konseling dan psikoterapi dapat dipandang berbeda lingkup pengertian antara keduanya. Istilah “psikoterapi” mengandung arti ganda. Pada satu segi, ia menunjuk pada sesuatu yang jelas, yaitu satu bentuk terapi psikologis. Tetapi pada segi lain, ia menunjuk pada sekelompok terapi psikologis, yaitu suatu rentangan wawasan luas tempat hipnotis pada satu titik dan konseling pada titik lainnya. Dengan demikian, konseling merupakan salah-satu bentuk psikoterapi.
2. Konseling lebih berfokus pada konseren, ikhwal, masalah, pengembangan-pendidikan-pencegahan. Sedangkan psikoterapi lebih memokus pada konseren atau masalah penyembuhan-penyesuaian-pengobatan.
3.   Konseling dijalankan atas dasar (atau dijiwai oleh) falsafah atau pandangan terhadap manusia, sedangkan psikoterapi dijalankan berdasarkan ilmu atau teori kepribadian dan psikopatologi. Perlu ditambahkan bahwa konseling pun memanfaatkan keterangan dari teori-teori kepribadian, dan teori-teori psikologi lainnya, bahkan banyka ilmu lain yng tercakup dalam keilmuan  perilaku (behavioral science), namun semua itu bukan merupakan dasar kerjanya tetapi merupakan sumber keterangan bantu bagi memahami individu.
4.    Konseling dan psikoterapi berbeda tujuan dan cara mencapai tujuan masing-masing. Tujuan psikoterapi adalah mengatasi kelemahan-kelemahan tertentu melalui beberapa cara praktis, mencakup “pembedahan-psikis” (psycho-surgery) dan pembedahan otak. Konselor, pada lain pihak, berurusan dengan identifikasi dan pengembangan kekuatan-kekuatan positif pada individu. Ini dilakukan dengan membantu klien untuk menjadi seorang yang berfungsi secara sempurna, fully functioning person.

Pendekatan Psikoterapi Terhadap Mental Illness
a)    Biological
Meliputi keadaan mental organik, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, Psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin.
b)   Psychological
Meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuele pasca-traumatic, kededihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respons emosional penuh stress yang dilimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu.
c)    Sosiological
Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatarbelakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.
d)   Philosophic
Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar falsafahnya tetap ada, yakni menghagai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.

Bentuk Utama Terapi
Bentuk utama Terapi menurut Wolberg yaitu:
a)    Supportive Therapy
Terapi yang bertujuan untuk memperkuat benteng pertahanan diri, memperluas mekanisme pengarahan dan pengendalian emosi kepribadian serta mengembalikan pada penyesuaian diri yang seimbang.
b)   Reeducative Therapy
Terapi yang bertujuan untuk mewujudkan penyesuaian kembali, perubahan atau modifikasi sasaran atau tujuan hidup dan menghidupkan potensi kreatif.
c)    Reconstructive Therapy
Terapi yang bertujuan untuk menimbulkan pemahaman terhadap konflik-konflik yang tidak disadari agar terjadi perubahan struktur karakter dan mengembangkan potensi penyesuaian yang baru.


Referensi:
Gunarsa, Singgih. D. (2004). Konseling dan psikoterapi. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.
IKAPI. (1997). Buku saku psikiatri. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Simanjuntak, Julianto. (2008). Konseling gangguan jiwa dan okultisme. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Marshonah. (2009). Proses terapi islam terhadap penderita gangguan kejiwaan. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Mappiare, Andi. (1992). Pengantar konseling dan psikoterapi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Sholikhah, Hadiyatu. (2009). Terapi stress melalui psikoterapi islam menurut pemikiran dadang hawari. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Sekian.. ^^ Please leave your comment..

Bye Myspace Comments