CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Assalamu'alaikum

Welcome Myspace Comments

Music is my life ...

Hello! Myspace Comments

Sunday, November 28, 2010

Manusia dan Tanggung Jawab

Manusia dan Tanggung Jawab


Tanggung Jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah kewajiban meanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya. Tanggung jawab adalah kesadaran akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.

Seseorang mau bertanggung jawab karena ada kesadaran atau keinsafan atau pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya atas kepentingan pihak lain. Timbulnya tanggung jawab itu karena manusia itu hidup bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam. Manusia tidak boleh hidup semaunya terhadap manusia lainnya dan terhadap alam lingkungannya. Manusia menciptakan keseimbangan, keserasian, keselarasan antara sesama manusia dan antara manusia lingkungan.

Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia , bahwa setiap manusia pasti dibebbani dengan tanggung jawab . Apabila iia tidak mau bertanggung jawab , maka ada pihak lain yang memaksakan tanggung jawab itu . Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi , yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain . Dari sisi si pembuat ia harus menyadari akibat perbuatan itu , dengan demikian ia sendiri pula yang harus memulihkan ke dalam keadaan baik . Dari sisi pihak lain , apabila si pembuat tidak mau bertanggung jawab , pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara individual maupun dengan cara kemasyarakatan .

Apabila dikaji, tanggung jawab itu adalah kewajiban tau beban yang harus dipikul atau dipenuhi segala akibat dari perbuatan pihak yang berbuat, atau segala akibat dari perbuatan pihak lain, atau sebagai pengabdian, pengorbanan pada pihak lain. Kewajiban atau beban itu ditunjukan untuk kebaikan pihak yang berbuat sendiri, atau pihak lain. Dengan keseimbangan, keserasian, keselarasan antara sesame manusia, antara manusia dan lingkungan, antara manusia dan Tuhan selalu dipelihara dengan baik.

Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu , dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pegabdian atau pengorbanannya . Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan , penyuluhan , keteladanan , dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa .

Banyak orang mengelak bertanggung jawab, karena memang lebih mudah menggeser tanggung jawabnya, daripada berdiri dengan berani dan menyatakan dengan tegas bahwa, “Ini tanggung jawab saya!” Banyak orang yang sangat senang dengan melempar tanggung jawabnya ke pundak orang lain.

Oleh karena itulah muncul satu peribahasa, “lempar batu sembunyi tangan”. Sebuah peribahasa yang mengartikan seseorang yang tidak berani bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri, sehingga dia membiarkan orang lain menanggung beban tanggung jawabnya. Bisa juga diartikan sebagai seseorang yang lepas tanggung jawab, dan suka mencari “kambing hitam” untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari perbuatannya yang merugikan orang lain.

Sebagian orang, karena tidak bisa memahami arti dari sebuah tanggung jawab; seringkali dalam kehidupannya sangat menyukai pembelaan diri dengan kata-kata, “Itu bukan salahku!” Sudah terlalu banyak orang yang dengan sia-sia, menghabiskan waktunya untuk menghindari tanggung jawab dengan jalan menyalahkan orang lain, daripada mau menerima tanggung jawab, dan dengan gagah berani menghadapi tantangan apapun di depannya.

Cobalah kita pahami, kalimat mulia berkaitan dengan tanggung jawab, di bawah ini:

“Setiap orang dari kamu adalah pemimpin, dan kamu bertanggung jawab atas kepemimpinan itu”. (Al-Hadits, Shahih Bukhari – Muslim)

“Anda tidak bisa lari dari tanggung jawab hari esok dengan menghindarinya pada hari ini”. (Abraham Lincoln)

Macam – macam tanggung jawab :

a. Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memecahkan masalah – maslah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri. Menurut sifat dasarnya manusia adalah makhluk bemoral, tetapi manusia juga seorang pribadi. Karena merupakan seorang pribadi maka manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri dan angan –angan sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan angan – angan itu manusia berbuat dan bertindak. Dalam hal ini manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.


b. Tanggung jawabterhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarg terdiri dari suami-istri, ayah-ibu, dan anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikann, dan kehidupan.

c. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain , sesusai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial . Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut . Sehingga dengan demikian manusia di sini merupakan anggota masyrakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut . Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat .

d. Tanggung jawab kepada Bangsa / Negara
Suatu kenyataan lagi ,bahwa setiap manusia , tiap individu adalah warga negara suatu negara . Dalam berpikir , berbuat , bertindak , bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh Negara . Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri . Bila perbuatan manusia itu salah , maka ia harus bertanggung jawab kepada Negara .

e. Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tuhan mencipatakn manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab , melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsung terhadap Tuhan . Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukuman-hukuman Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama . Pelanggaran dari hukuman-hukuman tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan jika dengan peringatan yag keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai penciptanya , bahkan untuk memenuhi tanggung jawabnya , manusia perlu pengorbanan .




Sumber : 
Buku Seri Diktat Kuliah Ilmu Budaya Dasar Oleh Widyo Nugroho dan Achmad Muchji

http://wuryanano.wordpress.com/2007/10/27/memahami-tanggung-jawab/

Thursday, November 25, 2010

Manusia dan Pandangan Hidup

Manusia dan Pandangan Hidup 


Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati. Karena itu pandangan hidup menentukan masa depan seseorang. Pandangan hidup itu ada karena pemikiran seseorang terhadap apa yang dipikirkannya yang sesuai dengan kenyataan berdasarkan pengalaman sejarah atau hidup menurut waktu dan tempat hidupnya. Biasanya pandangan itu selalu positif dan mengajak seseorang untuk mendapatkan sesuatu yang baik dari hidupnya. Pandangan hidup itu juga dapat menjadi pegangan atau panduan atau pedoman seseorang dalam menjalani hidup. Oleh karena itu, pandangan hidup itu sendiri artinya adalah pendapat atau pertimbangan yang dihasilkan oleh pemikiran manusia yang dijadikan pedoman, pegangan, petunjuk, atau arahan menjalani hidup di dunia.

Pandangan hidup banyak sekali macam dan ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :

a. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
b. Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negra tersebut
c. Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.

Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi, maka pandangan hidup itu disebut Ideologi. Jika organisasi itu organisasi politik, maka ideologinya disebut Ideologi Politik. Jika organisasi itu Negara, maka ideologinya disebut dengan Ideologi Negara.

Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsur – unsur yaitu cita – cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur ini merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan. Cita – cita ialah apa yang diinginkan yang mungkin dapat dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai adalah kebajikan, yaitu segala hal yang baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan. Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmani, dan kepercayaan kepada tuhan.


Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

Keragaman budaya bangsa Indonesia diungkapkan dengan kalimat Bhinneka Tunggal Ika yang mengandung arti, meskipun bangsa Indonesia itu terdiri dari berbagai suku bangsa, budaya dan bahasa, tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia itu satu sebagai bangsa. 

Secara konsepsional, keragaman budaya itu merupakan aset bangsa, oleh karena itu perbedaan tidak harus dipersoalkan, sepanjang perbedaan itu dalam kerangka persatuan. Pancasila sering disebut sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Artinya nilai-nilai dari sila-sila Pancasila memang digali dari khazanah kebudayaan bangsa. Dari itu maka setiap pandangan hidup warga bangsa dijamin eksistensinya. Setiap warga negara dijamin oleh Undang-Undang untuk menjalankan agamanya sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya. Dalam perjalanan bangsa, pandangan. Komunismepun pernah diakomodir dalam poros Nasakom. Hanya karena kesalahan PKI yang menggunakan kekerasan dalam peristiwa G.30.S lah yang menyebabkan faham komunis terlarang secara konstitusional di Indonesia.

Data sejarah bangsa menunjukkan bahwa aspirasi Islam sebagai way of life tak pernah berhenti terlibat dalam pergumulan ideologis, termasuk dalam proses perumusan UUD 45, dan kesemuanya berjalan sangat wajar karena mayoritas penduduk Indonesia menganut agama Islam. Oleh karena itu tak bisa dipungkiri bahwa di dalam Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sebenarnya terkandung butir-butir pandangan hidup Islam.
Berbicara mengenai Islam sebagai pandangan hidup dapat terungkap jika kita dapat memahami masalah hidup yang pada garis besarnya meliputi tiga permasalahan, yaitu (a) pandangan hidup, (b) Pola Hidup, dan (c) Etika hidup.
Pandangan Hidup umat manusia sepanjang sejarahnya mencatat banyak ragam pandangan hidup, baik yang dikenal sebagai filsafat maupun yang dikenal sebagai ajaran leluhur, maupun yang dikenal sebagai agama/ajaran Tuhan. Dalam Islam, pandangan hidup itu disebut aqidah (suatu keyakinan yang mengikat batin manusia). Karena mengikat batin maka aqidah menjadi pegangan hidup. Aqidah Islam memperkenalkan kepada manusia tentang Tuhan, tentang alam raya dan tentang makhluk manusia, di mana setiap individu termasuk di dalamnya.

Semua manusia secara naluriah mengenal dirinya dan alam sekitarnya sampai kepada alam raya. Secara naluriah manusia juga mengenal Tuhan (sekalipun dalam berbagai macam persepsi) dan pengenalannya itu saat menjadi keyakinan, memberikan pandangan hidup tertentu yang dijadikannya pegangan hidup bagi dirinya. Pandangan hidup yang diajarkan Islam menjelaskan kepada manusia bahwa kehidupan itu adalah sesuatu yang amat mulia dan amat berharga. Hidup yang dianugerahkan Allah kepada manusia merupakan modal dasar untuk memenuhi fungsinya dan menentukan harkat dan martabatnya sendiri.

Oleh karena itu pesan-pesan al Qur'an dan hadis Rasulullah sendiri memberikan banyak peringatan kepada manusia supaya menggunakan modal dasar tersebut secermat mungkin dan jangan sekali-kali menyia-nyiakannya, karena ia sangat terbatas, baik waktunya maupun ruangnya. Lebih jauh lagi dijelaskan tentang adanya dua jenis kehidupan, yaitu kehidupan manusia di bumi yang sangat terbatas ruang dan waktunya, dan karena keterbatasannya itu ia tidak bersifat kekal abadi, namun sifatnya nyata sehingga setiap orang mudah mengenalnya dan merasakannya.

Pada dasarnya kehidupan ini menyenangkan bagi manusia, karena bumi dan alam sekitarnya sudah dipersiapkan sedemikian rupa oleh Allah untuk mendukung kehidupan manusia. Ciri kesenangan inilah kemudian mendominasi pandangan hidup kebanyakan orang sehingga menjadikan "kesenangan" itu sebagai identifikasi dari kehidupan itu sendiri. Pandangan yang demikian itu direkam dalam surah al Hadid; di mana digambarkan bahwa yang dianggap kehidupan yang sesungguhnya ialah; permainan, senda gurau, kemegahan, perlombaan memperkaya diri, dan memperbanyak keturunan/pendukung (Q/57:20). Hal ini lebih diperjelas dalam surat Ali `Imran dimana digambarkan bahwa manusia menjadi tertarik mencintai segala yang menggiurkan, di antaranya; wanita-wanita, putera-puteri, emas dan perak yang bertumpuk-tumpuk, kendaraan pilihan, ternak dan sawah ladang. Semua itu adalah kenyataan-kenyataan yang sudah sangat dikenal oleh semua manusia, dan sebagian mereka sempat merasakan nikmatnya.

Pada dasarnya hal itu semua tidak pada tempatnya untuk dibenci atau diremehkan, karena kesemuanya itu adalah sebahagiaan dari nikmat Allah yang dipersiapkan untuk mendukung kehidupan manusia. Namun pemanfaatannya harus sesuai dengan petunjuk penggunaannya, dan ini terkait dengan pola hidup.

Selanjutnya jenis kehidupan lain yang diperkenalkan Islam adalah kehidupan di alam akhirat yang mutunya lebih tinggi, karena tidak terbatas dan bersifat kekal abadi. Segala kenikmatan yang ada di dalam kehidupan akhirat adalah lebih sempurna. Kedua jenis kehidupan tersebut itu bukan berdiri sendiri-sendiri, tetapi yang kedua merupakan kelanjutan dan penyempurnaan dari yang pertama. Alam akhirat merupakan tempat dan saat perhitungan akhir, dan penentuan nilai tetap bagi setiap manusia yang pernah menjalani kehidupan di alam dunia. Alam akhirat bukan lagi tempat dan waktu bekerja dan berbuat, tetapi hanyalah tempat dan saat menerima hasil akhir kerja dan perbuatan yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu selama kita hidup di bumi ini. Dengan demikian, nyatalah bahwa kehidupan sebelumnya itu (yakni di dunia) sangat penting artinya. Kesempatan bekerja dan berbuat hanyalah didapatkan dalam kehidupan di alam dunia ini saja. Jadi benar-benarlah bahwa kehidupan di alam dunia ini merupakan modal dasar bagi manusia.
http://mubarok-institute.blogspot.com



Sumber: http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=10098
Buku Seri Diktat Kuliah Ilmu Budaya Dasar Oleh Widyo Nugroho dan Achmad Muchji

Thursday, November 18, 2010

Manusia dan Keadilan

Manusia dan Keadilan


     Keadilan sama artinya dengan tidak berat sebelah dan seimbang. Hak dan kewajiban harus seimbang jika ingin mendapatkan hidup yang layak. Keadilan merupakan salah satu perbuatan yang sulit diterapkan oleh manusia. Alasan untuk itu yaitu karena manusia mudah tergoda dengan hal yang lain dan susah untuk konsisten dengan ucapan serta perbuatannya. Hanya orang – orang tertentu yang dapat melakukan perbuatan adil tersebut. Dan perbuatan adil itu sendiri tergantung dengan hal yang dihadapi oleh manusia.

     Berbicara tentang keadilan, menurut beberapa filsuf, keadilan itu adalah :

a. Aritoteles
Keadilan adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah diantara ke dua ujung ekstrim yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrim itu menyangkut dua orang atau benda.bila kedua orang tersebut mempuyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing – masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama. Kalau tidak sama, maka masing – masing orang kan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelanggaran terhadap proporsi tersebut berarti ketidakadilan.

b. Plato
Keadilan diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri, dan perasaannya dikendalikan oleh akal.

c. Socrates
Keadilan diproyeksikan kepada pemerintah sehingga keadilan tercipta apabila warga Negara sudah merasakan bahwa pihak pemerintah sudah merasakan tugasnya dengan baik. Mengapa diproyeksikan peda pemerintah, karena pemerintah adalah pimpinan pokok yang menentukan dinamika masyarakat.

     Macam – macam keadilan

a. Keadilan Legal atau Keadilan Moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil, setiap orang menjalankan pekerjaan yang sifat dasarnya paling cocok baginya (The man behind the gun). Pendapat Plato itu disebut Keadilan Moral, sedangkan Sunoto menyebutnya Keadilan Legal.

b. Keadilan Distributif
Aritoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana apabila hal – hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal – hal yang tidak sama secara tidak sama (justice is done when equals are treated equally). Sebagai contoh, Udin bekerja 10 tahun dan Budi bekerja 5 tahun. Pada waktu diberikan haadiah harus dibedakan antara Udin dan Budi, yaitu perbedaan sesuai dengan lamanyaa bekerja. Misalkan Udin menerima Rp 100.000,- maka Budi harus menerima Rp 50.000,-. Akan tetapi bila besar hadiah Udin dan Budi sama, Hal tersebut justru tidak adil.

c. Keadilan Komunitatif
Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aritoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.

     Keadilan memang sulit untuk diterapkan. Tetapi apabila keadilan dilaksanakan dari hal yang paling terkecil, maka manusia akan terbiasa untuk adil dari hal yang terkecil lalu akan berlangsung ke hal – hal yang besar.

     Manusia melangsungkan hidupnya dengan melakukan hal – hal yang akan membuat hidupnya bertambah maju dari apa yang dia dapatkan pada saat itu. Perbuatan yang dia lakukan harus seimbang antara hak dan kewajban. Manusia mempunyai hak untuk melakukan sesuatu yang dia inginkan. Tetapi mesti didalam aturan – aturan serta norma – norma yang berlaku. Begitu juga dengan kewajibannya. Manusia harus melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya agar bentuk dari perbuatan melakukan kewajibannya itu terlihat adil atas hak yang dia miliki.

     Manusia dituntut untuk jujur dalam melakukan sesuatu. Dan kejujuran tersebut adalah salah satu bentuk dari keadilan. Apabila manusia tidak jujur atau curang dalam melakukan sesuatu, maka dia tidak adil. Tidak adil pada dirinya sendiri, orang lain ataupun makhluk hidup yang yang ada disekitarnya. Tidak hanya kepada sesama manusia, manusia dituntut untuk adil. Tetapi kepada hewan dan tumbuhan serta makhluk hidup yang ada di muka bumi pun manusia harus berlaku adil. Agar tercapainya keselarasan hidup dan tidak terpecah belahnya makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup yang lain.







Sumber : Buku Seri Diktat Kuliah Ilmu Budaya Dasar Oleh Widyo Nugroho dan Achmad Muchji

Manusia dan Penderitaan

Manusia dan Penderitaan


     Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra yang artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat dirasakan secara lahir atau secara batin dan bisa pula secara lahir batin.

     Penderitaan pasti akan dirasakan oleh setiap manusia. Manusia itu pula yang dapat menentukan ringan atau beratnya penderitaan yang dialami olehnya. Penderitaan yang dialami oleh manusia yang satu, belum tentu penderitaan tersebut dianggap penderitaan juga oleh manusia yang lainnya. Karena berbeda – bedanya tanggapan serta pendapat masing – masing manusia.

     Penderitaan dapat dijadikan sebuah pelajaran bagi manusia yang dapat memaknai penderitaan yang dialaminya. Setelah ia terpuruk oleh penderitaan, ia pun dapat bangkit kembali dari keterpurukannya tersebut. Tuhan tidak dengan sengaja memberikan penderitaan tersebut. Hanya saja karena manusia itu sendiri yang lalai atas perintah – perintah yang telah ditentukan oleh tuhan yang maha kuasa. Baik di dalam Al-Quran maupun didalam kitab suci agama yang lainnya, banyak surat dan ayat yang menguraikan tentang penderitaan yang dialami atau berisi peringatan bagi manusia akan adanya penderitaan. Salah satu hal itu yaitu terdapat didalam Al-Quran surat Al Insyiqoq:6 dinyatakan, “manusia ialah mahluk yang hidupnya penuh perjuangan”. Ayat tersebut diartikan bahwa manusia harus bekerja keras untuk dapat melangsungkan hidupnya. Melangsungkan hidup yang sesuai dengan apa yang telah ditentukan oleh Allah SWT. Apabila ketentuan atau perintah tersebut dilalaikan ataupun tidak sungguh – sungguh di dalam mengerjakannya, maka akibatnya manusia akan mengalami derita.

     Penderitaan dialami setelah adanya siksaan. Siksaan itu dapat dirasakan sebagai siksaan fisik atau jasmani, dan dapat juga dirasakan sebagai siksaan jiwa atau rohani. Contoh dari siksaan fisik atau jasmani yaitu seperti kekerasan, pemerkosaan, perampokan, pembunuhan, dan lain – lain. Sedangkan contoh dari siksaan jiwa atau rohani yaitu seperti kebimbangan, kegelisahan, ketidaknyamanan, ketakutan, kesepian dan lain – lain.

     Salah satu penderitaan yang dialami oleh manusia yaitu kekalutan mental atau penderitaan batin dalam ilmu psikologi atau yang sering disebut sebagai gangguan jiwa. Gangguan jiwa ini akibat dari ketidaknyamanan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga seseorang tersebut bertingkah laku secara kurang wajar.

     Gejala – gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
a. Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak nafas, demam, nyeri pada lambung
b. Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah

     Tahap – tahap gangguan kejiwaan :
a. Gangguan kejiwaan nampak di dalam gejala – gejala kehidupan manusia baik jasmani maupun rohani
b. Usaha mempertahankan diri dengan cara negative, yaitu mundur atau lari, sehingga cara bertahan dirinya salah. Pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan bila menghapai persoalan justru lekas memecahkan masalah yang sedang dihadapi sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dari masalah, melainkan melawan atau memecahkan masalah tersebut.
c. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan mengalami gangguan

     Sebab – sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
a. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna. Hal – hal tersebut sering menyebabkan yang yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara berangsur – angsur akan mnyudutkan kedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
b. Terjadinya konflik social budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi, misalnya orang pedesaan yang berat menyesuaikan diri dengan kehidupan kota, orang tua yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dari masa jayanya dulu.
c. Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang ebrlebihan terhadap kehidupan social, over acting sebagai overcompensatie.

     Proses – proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya kearah :
a. Positif : trauma (luka jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajud waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan.
b. Negatif : trauma yang dialami diperlarutan atau diperturutkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk frustasi antara lain :
• Agresi
• Regresi
• Fiksasi
• Proyeksi
• Identifikasi
• Narsisme
• Autism

     Penderitaan maupun siksaan yang dialami oleh manusia memang merupakan beban berat, sehingga dunia ini benar – benar merupakan neraka dalam hidupnya. Bago mereka yang mulai merasakan tidak mampu lebih lama menderita, biasanya terlontar kata – kata lebih baik mati daripada hidup, dengan pengertian bahwa dengan kematian maka berakhirlah penderitaan yang dialaminya. Itulah sebabnya mereka yang terlalu menderita dan merasa putus asa, lalu mengambil jalan pintas dengan bunuh diri yang beragam cara.

A. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia supaya menjadi baik. Dengan kata lain, manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya. Perbedaan nasib buruk dan takdir, kalau takdir, tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia penyebabnya.

B. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan atau azab Tuhan
Penderitaan manusia dapat juga terjaadi akibat penyakit atau siksaan atau azab tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimism merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu.







Sumber : Buku Seri Diktat Kuliah Ilmu Budaya Dasar Oleh Widyo Nugroho dan Achmad Muchji

Sekian.. ^^ Please leave your comment..

Bye Myspace Comments